Dampak positifnya, pertama kampus Faperta semakin banyak dan mudah untuk dikenal oleh mahasiswa IPB karena seringnya dijadikan tempat berkumpul. Kedua, arus informasi yang datang dari mahasiswa sangat banyak dan lebih cepat didapat, contoh misalkan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kelembagaan tertentu di IPB. Ketiga, Faperta bisa di cap sebagai fakultas yang paling banyak dikunjungi oleh mahasiswa IPB setiap tahunnya atau bahkan setiap bulannya, dan mungkin juga setiap minggunya sehingga menjadikan Faperta sebagai fakultas yang paling produktif dalam hal dijadikan sebagai tempat berkumpul bagi mahasiswa.
Jika diatas sudah dipaparkan mengenai beberapa hal dari dampak positifnya, maka sekarang yang akan saya bahas adalah dampak negatifnya. Pertama, Faperta menjadi kotor karena jejak alas kaki yang tertinggal, apalagi saat musim hujan. Kedua, cat pada dinding, tiang dan sebagainya menjadi lebih cepat kotor karena sering tersentuh tangan. Ketiga, Faperta terlihat jorok, tak sedap dipandang mata, bau, dan tak merenah di hati karena banyaknya sampah, baik sampah plastik maupun sampah kertas disudut-sudut koridor sebagai akibat dari tindakan tidak bertanggung jawabnya mahasiswa IPB terhadap kebersihan setelah beres menggunakan koridor.
Khusus mengenai poin ketiga dari dampak negatif. Sebenarnya hal tersebut bisa saja 180 derajat dibalik menjadi sesuatu yang positif, artinya Faperta menjadi fakultas yang sangat bersih andai saja setiap orang yang menggunakan fasilitas di Faperta baik itu mahasiswa Faperta atau luar Faperta bisa menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kebersihan. Beberapa alasan pembenaran dan klise yang biasa dikatakan pada saat mahasiswa membuang sampah sembarangan yakni, alasan bahwa public goods memang biasanya kotor jadi wajar saja! padahal itu tidak tepat. Kemudian, tidak adanya tempat sampah. Padahal seharusnya “jika tak ada tempat sampah maka tak seharusnya ada sampah”. Sudah saatnya kita sadar mengenai kebersihan yang datang dari diri sendiri, toh kita tau bahwa “Tuhan itu Indah dan Dia sangat mencintai keindahan”, kamudian kebersihan juga merupakan cerminan dari keimanan kita, bukan? Sebagaimana Rosululllah bersabada “kebersihan adalah sebagian dari iman”, lalu apa pikiran kita jika kenyataannya kotor? Seburuk itukah iman kita?. Masalah kebersihan bukan untuk tujuan bahwa karena kampus kita yang berlevel internasional, tapi itu memang harus menjadi suatu kebutuhan hidup kita dimana pun dan kapan pun agar terasa bersih, indah dan nyaman.
Disini kita tak perlu melempar tanggung jawab pada Dekanat, BEM, DPM, Himpro, dan pekerja di Faperta yang harus bertindak jika kampus Faperta terasa kotor. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk membersihkannya sebagai balas jasa kita semua yang telah menggunakan fasilitas di kampus Faperta. Hendaknya setiap Mahasiswa IPB memberikan teladan dengan langsung membuang sampah pada tempatnya dan menegur siapa pun yang membuang sampah sembarangan, SIAPA pun itu!, tak usah segan dan takut karena ini sesuatu yang benar. Semoga melalui tulisan ini bisa memberikan kesadaran ataupun mengingatkan akan arti pentingnya kebersihan. (Anyank/060812011)
Salam Kebersihan!
1 komentar:
Assalamu'alaikum. Salam Perencana
Saya Mahasiswa Perencana Kota di Makassar sangat membutuhkan buku karangan Bapak Dr. Ernan Rustiadi yang berjudul ''Perencanaan dan Pengembangan Wilayah''.
Hampir di setiap toko buku sdh habis terjual. Kami merasa bigung entah mencari kemana lgi. mungkin bapak bisa membantu Kami untuk memesankan sebanyak 30 buku. Untuk Bahan Pembelajaran Akademik di Makassar.
#hormat Saya
Aslam Mahasiswa PWK makassar
Posting Komentar